div>

Thursday, August 22, 2024

Saturday, August 17, 2024

SOAL PENGAYAAN TITRASI ASAM-BASA

1. Berapa gram Ba(OH)2 (Mr = 171) yang harus dilarutkan dalam 200 ml larutan HNO2 0,1 M (Ka = 10-4) agar diperoleh larutan dengan pH = 5 – log 2 ?

2.  Berapa gram larutan NaOH (Mr = 40) harus dimasukkan ke dalam 1 liter larutan HCl agar pH berubah dari 1 menjadi 3 ?

3.  Berapa ml larutan NaOH 0,06 M yang harus dimasukkan ke dalam 200 mL lar. CH3COOH 0,05 M (Ka =10-5) agar didapat lar. penyangga dengan pH = 4 ?

4.  Berapa gram (NH4)2SO4 (Mr = 132) yang harus ditambahkan ke dalam 200 mL larutan NH4OH 0,1 M agar pH larutan menjadi 10 ? (Kb NH4OH = 10-5)

5.  Berapa Molaritas 200 ml larutan KOH yang harus dimasukkan ke dalam 500 ml larutan H2SO4 0,2 M agar pH campuran larutan menjadi 7 ?

6. Untuk menentukan kemolaran larutan NaOH, dilakukan percobaan sebagai berikut : sebanyak 2 gram Kristal  asam oksalat H2C2O4 . 2H2O (Mr = 126) dilarutkan dalam air dan volume larutan dijadikan tepat 200 ml. sebanyak 30 ml dari larutan ini dapat dititrasi dengan 36 ml larutan NaOH yang akan ditentukan kemolaranya. Berapakah kemolaran larutan NaOH tersebut ?

7. Sebanyak 10 ml larutan (NH4)2SO4 direaksikan dengan larutan NaOH berlebihan. Gas Amonia yang terbentuk di alirkan ke dalam 50 ml larutan HCl 0,1 M, Untuk menetralkan kelebihan HCl dilakukan titrasi dan ternyata diperlukan 20 ml NaOH 0,1 M. Berapakah kemolaran larutan  (NH4)2SO4  tersebut ?

8. Suatu larutan H2SO4 (Mr = 98) pekat mempunyai massa jenis 1,8 gr/ml. Sebanyak  5 ml  asam ini dapat dititrasi dengan 85 ml NaOH 2 M (Mr = 40). Tentukan kemurnian asam sulfat pekat tersebut ?

9. Sebanyak 1,12 gr Ca(OH)2 (Mr = 74) tak murni dilarutkan dalam air. Larutan ini tepat di titrasi oleh 25 ml larutan HCl 0,8 M. Tentukan kemurnian Ca(OH)2 tsb !

10. Sebanyak 40 ml suatu larutan Na2CO3 tak murni (Mr = 106) dapat dititrasi dengan 60 ml HCl 3 M. Jika di ketahui massa jenis larutan Na2CO3 adalah 1,25 gr/ml, Tentukan % kadar Na2CO3  dalam larutan itu ! 

11. Untuk menentukan kadar NaOH dalam soda kaustik, maka 2 gram soda tersebut dilarutkan dalam air sampai volume 50 ml. Sebanyak 10 ml larutan itu tepat dititrasi dengan 20 ml larutan H2SO4 0,2 M menghasilkan garam. Hitung kadar natrium hidroksida dalam soda kaustik.(Mr = 40)

12. Untuk menentukan kadar CH3COOH (Mr = 60) dalam cuka dapur, diambil 10 ml larutan cuka dapur kemudian diencerkan dengan air sampai 200 ml. Bila 10 ml larutan yang terjadi tepat dititrasi dengan 6,25 ml larutan NaOH yang pH-nya 13 + log 2, hitung % asam asetat dalam cuka dapur. (massa jenis cuka dapur 1 gr/ml) ?

13. Sebongkah batu kapur dari daerah pegunungan yang mengandung CaCO3, diambil sebanyak 0,1 gram lalu dilarutkan dalam 25 ml larutan HCl  0,1 M. Untuk menetralkan kelebihan HCl dilakukan titrasi dan ternyata diperlukan 6 ml larutan NaOH 0,1 M. Hitung kadar CaCO3 yang terdapat dalam sebongkah batu kapur.(Mr = 100) ?

14. Sebanyak 3,15 gram asam oksalat kristal, H2C2O4.2H2O (Mr = 126) dilarutkan dalam air dan volume larutan dijadikan tepat 250 ml. Sebanyak 10 ml dari larutan itu dititrasi dengan larutan NaOH dan ternyata tepat di titrasi oleh 20 mL larutan NaOH. Hitunglah Molaritas larutan NaOH tersebut ?

15. Sebanyak 20 gram soda Na2CO3 ( Mr = 106) tidak murni dilarutkan dalam air hingga volume 250 ml, kemudian sebanyak 50 ml larutan ini di titrasi dengan larutan HCl 0,1 M sebanyak 30 ml. Hitunglah % kemurnian Na2CO3 yang terdapat pada soda tersebut ?​

Wednesday, May 22, 2024

SISTEM KOLOID

Bila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut dengan sistem dispersi.Tepung kanji bila dimasuk- kan ke dalam air panas maka akan membentuk sistem dispersi, dengan air sebagai medium pen-dispersi dan tepung kanji sebagai zat terdispersi. Berdasarkan ukuran partikel hasil pendispersian dapat digolongkan menjadi tiga macam sistem dispersi, yaitu: larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi.
Tabel Perbedaan larutan sejati, koloid, dan suspensi
No
Larutan Sejati
Koloid
Suspensi
1
Diameter  < 10-7cm
Diameter 10-7 cm – 10-5 cm
Diameter > 10-5 cm
2
Satu fase
Dua fase
Dua fase
3
Jernih
Agak keruh
keruh
4
Homogen
Antara homogen dan heterogen
Heterogen
5
Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring
Dapat disaring
6
Tidak mengendap
Sukar mengendap
Mudah mengendap
7
Stabil
Relatif stabil
Tidak stabil
8
Amikron,
Submikron,
Mikron,



Berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi yang menyusun sistem koloid, dapat dibedakan menjadi 8 sistem koloid
No
Fase terdispersi
Medium pendispersi
Nama koloid
Contoh
1
Gas
Cair
buih
Buih sabun, ombak, limun, krem kocok (whipped cream)
2
Gas
Padat
Busa padat
Batu apung, lava, karet busa, biscuit
3
Cair
Gas
Aerosol cair
Kabut, awan, hairspray, obat semprot
4
Cair
Cair
emulsi
Susu, santan, minyak ikan
5
Cair
Padat
gel
Keju, mentega, nasi, selai, lateks, agar-agar, mutiara, semir padat, lem 
6
Padat
Gas
Aerosol padat
Asap, debu, buangan knalpot
7
Padat
Cair
sol
Kanji, cat, tinta, putih telur, lumpur, semir cair, lem cair
8
Padat
Padat
Sol padat
Tanah, kaca, permata, perunggu
Campuran gas dengan gas tidak membentuk system koloid, sebab semua gas akan bercampur homogen dalam segala perbandingan.
A. SIFAT – SIFAT  K O L O I D
1.  Efek Tyndall
Adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid.
2.  Gerak Brown
Adalah gerakan acak/gerak lurus ke segala arah yang ditunjukkan oleh partikel koloid
3.  Adsorpsi
Adalah penyerapan suatu molekul atau ion pada permukaan suatu zat. Suatu sistem koloid mempunyai kemampuan mengadsorbsi, sebab partikel koloid memiliki permukaan yang sangat luas.
Peristiwa adsorbsi digunakan dalam:
a.  Penyembuhan sakit perut dengan menggunakan serbuk karbon (norit).
b.  Proses pemurnian gula pasir.
c.  Pencelupan serat wol, kapas atau sutera.
4.  Koagulasi/Aglutinasi
Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan atau pengendapan koloid. Koagulasi ada dua cara yaitu:
a.  Cara mekanik, misalnya pemanasan, pendinginan, dan pengadukan.
b.  Cara kimia, misalnya dengan penambahan larutan elektrolit.
Contoh: partikel karet dalam lateks dapat dikoagulasi dengan asam asetat.
Peristiwa koagulasi dalam kehidupan sehari-hari:
a.  Terbentuknya delta di muara sungai
b.  Proses penutupan luka
5.  Elektroforesis
Adalah pergerakan partikel koloid di bawah pengaruh medan listrik.
contoh kegunaan dari proses elektrolisis :
Untuk mengurangi zat pencemar udara yang dikeluarkan oleh cerobong asap pabrik. Cerobong asap pabrik bagian dalam dilengkapi dengan “pengendap elektrostatika” berupa lempengan logam yang diberi muatan listrik yang akan menarik dan menggumpalkan debu halus dalam asap buangan.
6.  Opalesensi
Adalah peristiwa dimana warna koloid pada sinar dating tidak sama dengan sinar pergi.

B.  PEMBUATAN K O L O I D
Pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu:

1. Cara kondensasi

Adalah cara pembuatan system koloid dengan mengubah partikel-partikel larutan sejati menjadi partikel-partikel koloid.

Pembuatan koloid secara kondensasi dapat dilakukan dengan :

a. Cara kimia

1)  Hidrolisis

Cara ini dipakai untuk logam-logam seperti Al, Fe, dan Cr karena basa logam tersebut berbentuk koloid. Contoh : pembuatan sol Fe(OH)3

FeCl3(aq)  +  3 H2O(l)  →  Fe(OH)3(s)  +  3 HCl(l)

2) Reaksi reduksi-oksidasi

Sol logam seperti sol emas dapat diperoleh dengan mereduksi larutan garamnya, menggunakan reduktor nonelektrolit seperti formaldehid.

2 AuCl3  +  3 HCHO  +  3 H2O  →  2 Au  +  6 HCl  +  3 HCOOH

Sol belerang dan iodin dapat dibuat dengan mengoksidasi ion sulfida dan iodida.

2 H2S  +  SO2  →  3 S  +  2 H2O

5 HI  +  HIO  →  3 I2  +  3 H2O

3) Reaksi pengendapan

Dua buah larutan encer yang masing-masing mengandung elektrolit dicampurkan sehingga menghasilkan endapan yang berukuran koloid.

As2O3  +  3 H2S  →  As2S3 (s)  +  3 H2O

AgNO3  +  NaCl  →  AgCl (s)  +  NaNO3

b. Cara fisis

Cara fisis dilakukan dengan pendinginan, penggantian pelarut, dan pengembunan uap.

2.  Cara dispersi

Yaitu menghaluskan partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel yang berukuran koloid. Beberapa cara disperse yang sering dilakukan adalah :

a.  Cara mekanik

Dengan penggerusan/penggilingan lalu didispersikan dalam medium pendispersi, untuk mencegah penggumpalan ditambahkan zat pemantap (stabilizer).

b.  Cara peptisasi

Dengan menambahkan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis.

c.  Cara Busur Bredig (cara elektrodispersi)

Cara ini khusus untuk membuat sol logam. Dua kawat logam yang berfungsi sebagai elektroda dicelupkan ke dalam air, kemudian kedua ujung kawat diberi loncatan listrik.