div>
Tampilkan postingan dengan label ✤ Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ✤ Artikel Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 November 2022

PENERAPAN MODEL MERSIS PRO ( PAMERAN BERBASIS PROJEK ) PADA PEMBELAJARAN SISTEM KOLOID

Model pembelajaran Mersis Pro (Pameran berbasis Proyek) merupakan model pembelajaran yang inovatif, menarik, menantang dan menyenangkan. Dengan segala kelebihanya, model pembelajaran Mersis Pro diharapkan mampu mengatasi permasalahan dalam pembelajaran Koloid yang selama ini masih menggunakan metode ceramah dan diskusi.
      Model pembelajaran Mersis Pro memadukan konsep-konsep konstruktivisme, kontektual dan pembelajaran berbasis proyek yang dikomunikasikan dalam sebuah pameran. Pembelajaran ini dilaksanakan di laboratorium kimia dengan fasilitas bahan-alat praktikum, multimedia, buku dan LKS (lembar kegiatan siswa) yang telah dipersiapkan oleh guru. Dengan bimbingan guru, siswa diberikan keleluasaan untuk membangun pengetahuanya dan menemukan konsep-konsep koloid sendiri, melalui kegiatan mengamati, mempraktekkan, mengumpulkan data, menganalisa data-data dan mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok ke dalam diskusi kelas untuk mendapatkan suatu kesimpulan umum. Setelah siswa menemukan dan memahami konsep-konsep tentang Koloid, selanjutnya siswa merencanakan sebuah proyek tentang koloid dengan tema sesuai pilihan mereka. Proyek diselesaikan secara berkelompok di luar jam pembelajaran. Hasil dari proyek yang telah dikerjakan siswa, kemudian disajikan dalam sebuah pameran kelas.
       Dalam pameran kelas, sejumlah siswa dalam kelompok dibagi menjadi penjaga stand dan pengunjung stand. Siswa yang bertugas sebagai penjaga stand berkewajiban menjawab pertanyaan dan menerima masukan pengunjung. Sedangkan siswa pengunjung stand bertugas mengumpulkan informasi dari stand-stand lainya. Akhirnya semua anggota suatu kelompok berkumpul, siswa pengunjung stand berkewajiban menularkan informasinya kepada siswa penjaga stand dan sebaliknya. Pada saat pameran guru menilai hasil proyek yang disajikan dalam pameran.
     Tampak dari tahapan-tahapanya, pembelajaran Mersis Pro memberikan keleluasaan kepada siswa untuk merencanakan belajarnya, mengatur proses berfikirnya, memantau proses belajarnya sendiri dan mengevaluasi hasil belajar. Hal ini sejalan dengan strategi metakognitif. Dengan demikian, besar harapan model pembelajaran Mersis Pro dapat meningkatkan kemampuan metakognitif dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Koloid. 

Sabtu, 17 November 2018

CARA MEMBUAT NOMOR HALAMAN KANAN – KIRI DAN FOOTER/HEADER YANG BERBEDA PADA SETIAP SECTION

Membuat nomor halaman kanan – kiri
1.  Buka halaman word
2.  Insert page number, klik desain dan klik different old & even number
3.  Letakkan kursor di footer/header kanan pilih posisi nomor
4.  Letakkan kursor di footer/header kiri pilih posisi nomor

Membuat footer/header yang berbeda pada setiap section
1.  Letakkan kursor pada halaman sebelumnya.
2. Klik layout – klik break – klik next page maka pada section beda akan tampil dihalaman berikutnya, biasanya ada satu spasi geser ke bawa, silahkan hapus saja untuk mengembalikan posisi teks.
3. Klik 2 kali untuk menampilkan footer/header,  letakkan kursor pada footer di halaman yang ingin berbeda, hilangkan same as previous dengan cara meng-klik link previous pada ribbon. Silahkan ganti footer sesuai keinginan.
4.  Setiap section dillakukan dengan cara yang sama
5. Jangan lupa menyambung nomor halaman dengan cara klik Page number – trus klik format page number – klik start number, silahkan isi nomor halaman sesuai dengan urutan nomor section sebelumnya.

Senin, 25 Agustus 2014

◆ MODEL DISCON DAN TAMEO GAME SOLUSI PRAKTIS DAN INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA KIMIA

Oleh : Idha Nurhayati, S.Pd.
Guru Kimia SMA Negeri 1 Pati  

Rekan-rekan Guru yang saya banggakan, dalam pembelajaran yang kita laksanakan sehari-hari, tentunya kita berharap materi pembelajaran yang akan dipelajari siswa akan menjadi  menarik, berkesan dan bisa dipahami siswa dengan mudah. Berbagai cara kreatif dan inovatif dapat kita gunakan untuk mencapai tujuan tersebut seperti halnya model, metode dan strategi yang saat berkembang dengan berbagai keunggulanya. Untuk itu, perkenankanlah pada tulisan ini saya berbagi mengenai Inovasi dalam pembelajaran yang telah saya terapkan didalam pembelajaran ”Tata Nama Senyawa”.  
Berawal dari analisis hasil ulangan harian pada materi Tata Nama senyawa yang slalu jelek/di bawah KKM, saya merasa perlu untuk mengevaluasi diri terhadap pembelajaran yang telah saya laksanakan. saya berbicara dari hati ke hati pada siswa “ Apa sebenarnya yang menjadikan kesulitan di dalam pembelajaranTata Nama senyawa ? ”, akhirnya siswa memberikan keterangan bahwa  mereka sulit dalam mengingat symbol atom, sulit dalam membedakan mana atom  yang mempunyai bilangan oksidasi satu macam dan mana yang lebih dari satu macam dan siswa merasa pembelajaran tata nama membosankan karena didominasi materi hafalan. Dari situlah saya berfikir bagaimana caranya agar siswa senang di dalam pembelajaran dan mudah mengingat unsur-unsur yang harus disebutkan dalam penamaan senyawa.
Setelah berfikir berhari-hari, akhirnya saya menemukan ide untuk mengatasi masalah pembelajaran tata nama tersebut : Saya meminta setiap siswa untuk membuat name tag yang berisi Simbol Unsur, nama Unsur, bilangan oksidasi. Name tag tersebut harus digunakan pada setiap pembelajaran Tata Nama Senyawa, dan sejak itu nama-nama mereka harus diakhiri dengan nama unsur sesuai dengan name tagnya masing-masing, sebagai contoh : Anton Emas, Dewi pospor dll. Kemudian Saya mengajak siswa ke laboratorium kimia, untuk mengetahui

Rabu, 20 Agustus 2014

◆ KELOMPOK ILMIAH REMAJA (KIR), PASTI MENYENANGKAN !

By : Idha Nurhayati
Formulir Pendaftaran KIR SMA N 1 Pati 2014
Modul KIR SMA N 1 Pati 2014

“Tak kenal maka tak sayang, salah kenal cinta melayang”, Peribahasa tersebut pantas kiranya menjadi satu alasan mengapa kita harus mengenal KIR ( Kelompok ilmiah remaja). KIR adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan untuk menghasilkan karya ilmiah. KIR merupakan salah satu Ekstrakurikuler yang sangat tepat untuk siswa yang kreatif dan selalu ingin mencoba hal yang baru. Kegiatan ini mengajarkan bagaimana caranya kita dalam melakukan sebuah penelitian beserta percobaan dan eksperimennya. Selain itu kegiatan ini juga mengajarkan kita dalam penyusunan untuk membuat sebuah karya tulis dan membuat sebuah laporan. Kegiatan ini sering kali turun ke lapangan secara langsung. selain itu cakupan daerah yang menjadi lapangannya sangatlah luas dan tidak terbatas. Bisa dalam bidang bahasa, sosial, Pengetahuan Tekhnologi ataupun tentang sains. ruang lingkup yang digunakan dalam kegiatan ini sangatlah bervariatif.
KIR merupakan kegiatan yang menuntut kreatifitas dari para siswa.Selain itu kegiatan ini juga menuntut kita untuk berpikir luas dan tidak berpikir sempit dalam menyelesaikan suatu masalah. Karena kegiatan ini memerlukan ketekunan, keuletan, kerajinan serta kesabaran dari para pesertanya. Kegiatan ini sangatlah pantas diikuti oleh para remaja untuk menumbuhkan kreatifitas pribadi kita dan untuk menambahkan wawasan kita dalam melihat dan memandang luasnya dunia.

MENGAPA BUDAYA PENELITIAN ILMIAH PERLU DIKEMBANGKAN
Proses pendidikan (di sekolah) bertujuan untuk meningkatkan potensi peserta didik secara berkelanjutan agar dapat bermanfaat seluas-luasnya bagi kemaslahatan umat manusia dan alam semesta. Salah satu potensi yang penting untuk dimiliki seseorang agar dapat memberikan manfaat yang luas adalah kecakapan di dalam berfikir, bersikap dan berkarya ilmiah. Kecakapan tersebut dapat dibangun melalui berbagai cara, salah satunya yang utama adalah melalui kegiatan penelitian ilmiah.

Senin, 21 Juli 2014

◆ HARI ESOK HARUS LEBIH BAIK

(Menyambut tahun ajaran baru 2014/2015)

Oleh : Idha Nurhayati,S.Pd.

Tahun ajaran baru 2014/2015 akan segera tiba; seragam baru, buku baru, teman baru dan yang jauh lebih penting adalah semangat baru yang akan membawa segalanya berubah menjadi lebih baik.
Seiring perjalanan waktu, tentunya harus slalu ada perubahan, baik perubahan secara psikis maupun perubahan kemampuan secara nyata. Perubahan psikis yang dimaksud adalah kesiapan mental untuk mengikuti pembelajaran  dan menyadari sepenuhnya bahwa belajar adalah sebuah kebutuhan untuk diri dan masa depan. Sedangkan perubahan kemampuan yang dimaksud adalah berbenah terhadap tekad, pola belajar untuk meraih prestasi yang lebih baik.
Sesungguhnya untuk menjadi “Pandai” atau “ tidak pandai” adalah sebuah pilihan “ya” atau “tidak”  artinya faktor terpenting yang menjadikan seorang siswa sukses dan berhasil adalah “diri sendiri”, orang tua, guru, sekolah dan lain-lain adalah faktor pendukung.  Dengan tekad yang kuat, dengan usaha/belajar yang gigih, bukan mustahil seseorang yang kemarin biasa-biasa saja, berubah menjadi siswa dengan prestasi yang luar biasa.
Berdasarkan pengalaman saya setelah mengajar selama 24 tahun, berikut adalah kesalahan-kesalahan siswa yang menyebabkan prestasi mereka terpuruk :
1. Malas membaca/belajar
2. Menyukai hal-hal yang bersifat instan ( hanya mengerjakan soal tanpa pernah belajar)
3. Dijajah oleh teknologi; media social, sms, game hingga kecanduan/tak bisa lepas semenitpun.
4. Kurang menyukai tantangan, mudah putus asa, tidak percaya diri dan tidak mandiri.
5. Mengikuti les tambahan pelajaran dimana-mana, tetapi tidak pernah belajar dirumah. Forum les hanya dijadikan sebuah alasan bahwa mereka sudah belajar.
Jangan mengulang kesalahan untuk kedua kalinya, untuk itu bagi kalian yang telah terjebak dengan kesalahan-kesalahan tersebut, berjanjilah pada diri sendiri, pada tahun ajaran baru ini, akan menjauhi hal-hal yang sudah jelas salah tersebut dan berusaha menjadi yang lebih baik. Jika ada kemauan pasti ada jalan. Berikut ini adalah beberapa tips belajar yang efektif dan efisien :
1. Berdoa dan tetapkan niat dari hati yang paling dalam.
2. Belajar secara rutin dan tekun
3. Buat ringkasan/inti pelajaran
4. Mengerti, bukan menghafal
5. Kerjakan/berlatih soal-tugas, sendiri hingga bisa tanpa putus asa.
6. Belajar tidak terlalu lama tapi sering
7. Memperluas referensi; dari buku, internet dll
8. Jangan malu bertanya kepada guru atau teman jika ada kesulitan
Belajar akan menjadi suatu hal yang menyenangkan jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran. Selamat belajar…semoga sukses dan berhasil…amien !

Jumat, 18 Juli 2014

MENUJU KURIKULUM 2013

Oleh : Idha Nurhayati, S.Pd.
 
Kurikulum 2013 resmi diberlakukan di 6.329 sekolah dari jenjang SD hingga SMA di Indonesia mulai 15 Juli 2013. Di Jawa Tengah, berdasarkan data Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum 2013 (Epik), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjuk 877 sekolah sebagai sekolah sasaran pemberlakuan kurikulum baru, termasuk  salah satu diantaranya adalah SMA Negeri 1 Pati, sekolah dimana saya mengajar.
Di sekolah kami, kurikulum 2013 diberlakukan untuk siswa kelas X tahun pelajaran 2013/2014. Perubahan selalu membawa kontroversi, demikian juga perubahan kurikulum (kelas X) yang terjadi di sekolah kami, pro dan kontra mewarnai suasana pembelajaran. Pada satu sisi perubahan kurikulum 2013 diharapkan  mampu mencetak insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, di sisi lain kurikulum 2013 membutuhkan  kesiapan berbagai sarana penunjang termasuk kompetensi tenaga pendidik. Pada kenyataannya banyak guru yang merasa buta terhadap kurikulum 2013 ( belum mendapatkan pelatihan), sehingga cukup menjadikan kebingungan ketika para guru ini harus mengajar. Demikian juga dengan masalah sarana, di berbagai daerah, masih saja terjadi kekurangan buku pelajaran sebagai piranti utama pembelajaran. Di Jawa Tengah, misalnya pada jenjang SMA, sekolah baru menerima buku dari tiga mapel ; Matematika, Bahasa Indonesia dan Sejarah.
Guru sebagai ujung tombak penerapan kurikulum 2013, diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa kemungkinan terjadinya perubahan. Kesiapan guru lebih penting dari pada pengembangan kurikulum 2013. Kenapa guru menjadi penting ? Karena kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Guru ke depan dituntut tidak hanya cerdas, kreatif tetapi juga harus adaptip terhadap perubahan.
Di tengah pro dan kontra terkait implementasi Kurikulum 2013, pemerintah tentu punya harapan besar untuk mewujudkan sistem pendidikan yang lebih baik. Pengembangan kurikulum­­ 2013, sesungguhnya ditujukan untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pa­da kurikulum 2006. Dengan pembenahan dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013, diharapkan peserta didik siap dan mampu mengikuti arus perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21 yang telah mengalami pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013.
Perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang. Oleh karena itu pengembangan kurikulum 2013 ini, sudah seyogyanya didukung oleh segenap elemen pendukung pendidikan, para pendidik, akademisi, termasuk lembaga perguruan tinggi kependidikan (LPTK) harus bersama melakukan penguatan. 

Minggu, 13 Juli 2014

3 MODEL PEMBELAJARAN YANG SESUAI UNTUK KURIKULUM 2013

Model pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) ternyata menjadi model yang cocok untuk diterapkan pada kurikulum 2013. Oleh karena di dalam model PBL ini mengandung pola pembelajaran dengan pendekatan saintifik (scientific approach)
Sebagai orang yang masih buta dengan model-model pembelajaran, saya bertanya kepada mbah Google tentang “Project Based Learning”. Dari hasil jawaban si Embah, saya menemukan sebuah artikel ilmiah yang membahas tentang model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013.
Dari artikel tersebut saya buat intisarinya dalam artikel ini. Setidaknya ada 3 model pembelajaran yang cocok diterapkan pada kurikulum 2013. Di antaranya sebagai berikut.
1.      Discovery Learning
Model pembelajaran discovery learning dilakukan dengan beberapa langkah pembelajaran yaitu persiapan, pelaksanaan (kegiatan inti), dan penilaian.
Pada kegiatan inti yaitu pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran discovery learning dilakukan hal-hal berikut.
1)      pemberian stimulasi/rangsangan,
2)      pernyataan/identifikasi masalah,
3)      pengumpulan data,
4)      pengolahan data,
5)      verifikasi/pembuktian dan
6)      menarik kesimpulan/generalisasi.
 Tahapan penilaian tentu dilakukan model authentic assesment
2.      Problem Based Learning
Problem based learning adalah, metode mengajar yang menggunakan masalah yang nyata, melalui masalah itu, terjadilah proses belajar siswa. Mereka akan belajar berbagai hal termasuk ingatan (kognitif) maupun keterampilan berpikir kritis.
Problem based learning adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, kerja kelompok, umpan balik, diskusi, dan laporan akhir.
3.      Project Based Learning
Nah, inilah model yang sedang jadi bahasan kita di bulan ini. Model pembelajaran berbasis proyek  merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Guru menugaskan siswa untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Demikian intisari dari artikel tentang model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013. Model pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh guru. Oleh karena guru merupakan ujung tombak pelaksana pembelajaran di kelas. Di sanalah, kreativitas guru sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Selengkapnya dapat dibaca di sumber aslinya di link berikut.

http://bdksemarang.kemenag.go.id/?p=page&id=272#sthash.fdjzkT5p.dpuf

Sabtu, 28 Juni 2014

PATI INOVATION AWARD 2014

        Pati Inovation Award adalah suatu ajang kompetisi karya teknologi di kabupaten Pati yang diselenggarakan oleh Kantor Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pati. Lomba ini diikuti oleh 20 peserta dari segala kalangan masyarakat, dari segala umur, dari segala profesi dan keahlian, seperti halnya dalam Pati Inovation Award 2014, juara 1 berasal dari kalangan Dosen perguruan tinggi, juara 2 dari Guru, sedangkan juara 3 adalah Dian Kartika Luckysari & Maulia Zahro hanifa, mereka berdua tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja SMA Negeri 1 Pati di bawah bimbingan Ibu Idha Nurhayati.Team SMA N 1 Pati ini adalah satu-satunya peserta yang berasal dari siswa, Sehingga kami cukup berbangga. Untuk kedepanya diharapkan peran generasi muda untuk turut serta menyumbangkan buah karyanya dalam Pati inovation Award. Selamat... semangat...terus berkarya... 
 

Sabtu, 02 November 2013

MARI BERKARYA, JUARA DALAM LOMBA !!




EVENT - EVENT PENTING LOMBA KARYA ILMIAH TAHUN 2014 :


1.    ISPO (Indonesian Science project Olymiad) penyelenggara PASIAD Turki.
·      Tingkat nasional
·      Pengiriman naskah paling lambat tgl 15 Januari 2014
·      Tema : Biologi, Kimia, Fisika, Lingkungan, Teknologi, Komputer
·      Download Leaflet dan formulir pendaftaran ISPO di bawah

2.    Lomba Karya ilmiah PUSAIR PSDA penyelenggara DPU PSDA
Tema :  - Dukungan Generasi Muda dalam mengurangi daya rusak air
-   Dukungan Generasi Muda dalam Konservasi sumber daya air
-   Dukungan Generasi Muda dalam Pemanfaatan daya guna air
-   Partisipasi masyarakat untuk mendukung ketahanan air
·      Tingkat nasional dan tingkat propinsi
·      Pengiriman naskah awal April 2014

3.    LKIR (Lomba Karya Ilmiah Remaja) Penyelenggara LIPI
·      Tingkat Nasional
·      Pengiriman Naskah Proposal bulan Mei 2014

4.    OPSI ( Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia) Penyelenggara KEMENDIKBUD
·      Tingkat nasional
·      Pengiriman naskah Proposal bulan Juli 2014
·      Tema Bidang : Sains dasar, Sains Terapan, IPS ( sosbud, humaniora, ekonomi,sejarah)

5.    NYIA ( National Inventor Young Awards) Penyelenggara LIPI
·      Tingkat Nasional
·      Tema : Teknologi praktis
·      Pengiriman naskah Agustus 2014

6.    Lomba Karya Ilmiah Tata Ruang, Penyelenggara Dinas Cipta karya Tata Ruang DPU
·      Tingkat Propinsi dan Nasional
·      Tema : Tata Ruang
·      Pengiriman naskah September 2014

7.    OPSI ( Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia) Penyelenggara Dinas Pendidikan prop Jawa Tengah
·      Tingkat Propinsi
·      Pengiriman naskah bulan Oktober 2014
·      Tema Bidang : Sains dasar, Sains Terapan, IPS ( sosbud, humaniora, ekonomi,sejarah)

8.    Lomba Karya Ilmiah DISHUPAR Penyelenggara DISHUPAR Kab dan Propinsi
·      Tingkat Kabupaten dan Propinsi
·      Tema Budaya
·      Pengiriman bulan