Guru Kimia SMA Negeri 1 Pati
Rekan-rekan Guru yang saya
banggakan, dalam pembelajaran yang kita laksanakan sehari-hari, tentunya kita berharap
materi pembelajaran yang akan dipelajari siswa akan menjadi menarik, berkesan dan bisa dipahami siswa
dengan mudah. Berbagai cara kreatif dan inovatif dapat kita gunakan untuk mencapai tujuan tersebut seperti halnya model, metode dan strategi yang saat berkembang dengan berbagai keunggulanya. Untuk itu, perkenankanlah pada tulisan ini saya berbagi mengenai
Inovasi dalam pembelajaran yang telah saya terapkan didalam pembelajaran ”Tata
Nama Senyawa”.
Berawal dari analisis
hasil ulangan harian pada materi Tata Nama senyawa yang slalu jelek/di bawah KKM, saya
merasa perlu untuk mengevaluasi diri terhadap pembelajaran yang telah saya
laksanakan. saya berbicara dari hati ke hati pada siswa “ Apa sebenarnya yang
menjadikan kesulitan di dalam pembelajaranTata Nama senyawa ? ”, akhirnya siswa
memberikan keterangan bahwa mereka sulit dalam mengingat symbol
atom, sulit dalam membedakan mana atom yang
mempunyai bilangan oksidasi satu macam dan mana yang lebih dari satu macam dan
siswa merasa pembelajaran tata nama membosankan karena didominasi materi hafalan. Dari
situlah saya berfikir bagaimana caranya agar siswa senang di dalam
pembelajaran dan mudah mengingat unsur-unsur yang harus disebutkan dalam
penamaan senyawa.
Setelah berfikir berhari-hari,
akhirnya saya menemukan ide untuk mengatasi masalah pembelajaran tata nama
tersebut : Saya meminta setiap siswa untuk membuat name tag yang berisi Simbol
Unsur, nama Unsur, bilangan oksidasi. Name tag tersebut harus digunakan pada setiap
pembelajaran Tata Nama Senyawa, dan sejak itu nama-nama mereka harus diakhiri
dengan nama unsur sesuai dengan name tagnya masing-masing, sebagai contoh :
Anton Emas, Dewi pospor dll. Kemudian Saya mengajak siswa ke laboratorium kimia,
untuk mengetahui
secara nyata wajah-wajah senyawa yang akan mereka namai. Tak
kenal maka tak sayang, setelah mereka mengenal senyawa-senyawa, mereka mendata nama-nama senyawa yang ada di
botol-botol laboratorium, ada senyawa yang dalam penamaanya menggunakan angka
romawi (bilangan oksidasi) seperti Timbal (II) Sulfat, ada juga yang tanpa
angka romawi seperti Calsium nitrat dll. Saya lontarkan pertanyaan-pertanyaan
kepada mereka : “Mengapa nama senyawa-senyawa tersebut ada yang mengunakan
angka Romawi dan ada yang tidak ? “. Untuk merangsang mereka, saya buka SBU dan
meminta siswa untuk memeriksa bilangan oksidasi unsur-unsur yang ada dalam
senyawa tersebut. Pelan-pelan mereka
menemukan jawaban sendiri. Kemudian saya berikan kesempatan kepada siswa-siswa
ini untuk melaporkan jawabanya di depan kelas dan siswa yang lainya boleh bertanya
atau mengoreksi jawaban tersebut, maka terjadilah diskusi yang seru diantara mereka.
Akhirnya siswa dan guru membuat suatu kesimpulan bersama.
Pembelajaran dilanjutkan
dengan sebuah permainan "Tameo" (Take Me Out). Saya terinspirasi dari acara di salah satu
stasiun televisi. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok Pria single
terdiri dari kelompok siswa menjadi logam dengan dengan bilangan oksidasi satu
macam dan kelompok siswa logam dengan bilangan oksidasi lebih dari satu macam.
Kelompok wanita single terdiri dari kelompok siswa yang menjadi non logam dan
kelompok siswa yang menjadi ion poliatomik. Kemudian kelompok pria single dan
wanita single dipersilahkan untuk memilih pasanganya masing-masing. Kemudian setelah
bertemu dan menikah, pasangan tersebut harus membuat rumus kimia dan nama untuk
keluarganya. Contoh Besi berpasangan dengan klor maka nama keluarganya : FeCl2
dengan nama Besi(II)Klorida dan
FeCl3 dengan nama Besi (III) Klorida. Permainan ini menjadi lebih
seru karena bagi yang salah dalam membuat rumus kimia dan nama senyawa akan
mendapatkan hukuman yaitu menyanyikan lagu dengan syair nama-nama unsur serta
bergoyang dengan pasanganya didepan kelas.
Seperti
yang telah dijelaskan dalam teori Konstruktivisme “Dengan membangun
pengetahuanya sendiri, siswa akan berkesan dan slalu mengingat apa yang mereka
pelajari”. Penemuan konsep sendiri (Inquiry) akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
Sedangkan Permainan Take Me out akan menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan
(joyful Learning). Menurut
Gordon Dryden bahwa, ”belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan”. Tanpa disadari mereka belajar Tata Nama dan mengingat symbol serta
nama unsur dalam suasana pembelajaran yang menantang dan menyenangkan. Dari apa yang saya upayakan, tidak ada yang sia-sia. Di luar perkiraan saya, pada ulangan materi tata nama senyawa ini, hasil belajar siswa meningkat sangat signifikan.
Di era
modern ini, bukan saatnya guru menuangkan pengetahuan kepada siswa, tetapi justru
memberikan kesempatan
yang sebesar-besarnya kepada siswa untuk aktif belajar. Siswa tidak lagi menjadi
obyek dalam kegiatan belajar mengajar
tetapi sebagai subyek. Sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan
mediator yang mengatur kondisi lingkungan agar terjadi proses pembelajara yang
menarik, menyenangkan dan bermakna.
bagus bu.. pasti pembelajaran kimia jadi tambah suka siswanya :D
ReplyDeleteTerima kasih...semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi rekan-rekan guru...
Deletewah, terima kasih saya sangat terinspirasi dengan ini bu. Izin menggunakan
ReplyDeleteDengan senang hati, Silahkan.. bagi rekan guru yang ingin menerapkan pembelajaran tata nama tsb, tapi ada sedikit saran.. pengelolaan kelas dan pengaturan waktu harus baik...supaya dapat berlangsung dengan lancar dan tepat waktu.
DeleteSaya sangat menyukai gaya belajar seperti ini bu
ReplyDeleteRasanya lebih "ngena " hehe
Jadi ulangan bisa lancar dan mengerjakannya tidak usah tolah toleh :D
Terimakasih nak... coba diusulkan ke guru kamu, barangkali berkenan untuk menerapkan di dalam pembelajaranya... yang pasti menyenangkan dan bermakna.
Delete