Dalam
kehidupan sehari-hari akan ditemukan senyawa dalam tiga keadaan yaitu
asam, basa, dan netral. Ketika mencicipi rasa jeruk maka akan terasa
asam karena jeruk mengandung asam. Sedangkan ketika mencicipi sampo maka
akan terasa pahit karena sampo mengandung basa. Namun sangat tidak baik
apabila untuk mengenali sifat asam atau basa dengan mencicipinya karena
mungkin saja zat tersebut mengandung racun atau zat yang berbahaya.
Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah
indikator.
Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus,
fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan
memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa.
Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. Dalam
pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa indikator derajat
keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap
sekolah seharusnya menyediakan indior sintetis untuk percobaan
tersebut. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah mampu
menyediakan indikator sintetis. Oleh karena itu diperlukan alternatif
lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan lancar indikator pH
sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator pH dari
bahan-bahan alam atau tanaman.
Indikator pH dari bunga tapak dara (Vinca Rosea U), bunga jengger
ayam (Celosia Cristata L), dan bunga tembelekan (Lantara Camara L)
dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman merupakan senyawa
organik berwarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu
mudah dibuat juga murah karena bahan-bahannya mudah didapat serta
menambah pengetahuan tentang manfaat bunga tapakdara, jengger ayam dan tembelekan. Karakteristik bunga
yang baik digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang masih segar
berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga sedangkan benang sari dan
putik tidak digunakan.
Pada pembuatan indikator cair bunga dicuci dengan air mengalir agar
bersih juga dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut dalam
air. Bunga yang sudah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk
memperluas permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga lebih
efektif. Semakin luas permukaan bunga maka semakin banyak pigmen warna
bunga yang larut pada proses pelarutan. Pada proses pemotongan bunga
tidak dicincang melainkan dipotong kecil-kecil. Setelah bunga dipotong
selanjutnya bunga dikeringkan dalam oven untuk mengurangi kadar air yang
terkandung. Pengovenan dilakukan pada suhu 50ºC selama 15 menit. Pada
suhu tersebut, pigmen bunga tidak berubah sehingga ketika dilarutkan
akan menghasilkan warna yang mudah diamati. Apabila pengeringan
dilakukan pada suhu lebih besar dari 50ºC maka warna bunga akan berubah
karena karakteristik warna bunga awal hilang. Bunga yang sudah kering
dimasukkan dalam stoples dan ditambahkan alkohol 70% sampai ± 0,5 cm di
atas bunga lalu didiamkan semalam agar pigmen warna bunga larut dalam
alkohol. Alkohol 70% sebenarnya merupakan etanol, yang dipilih sebagai
pelarut selain dilihat dari sifat polarnya juga dilihat dari aspek
ekonomisnya. Etanol lebih mudah didapatkan dan harganya lebih murah
dibandingkan dengan jenis alkohol lainnya. Penggunaan pelarut untuk
melarutkan bunga digunakan secukupnya karena apabila berlebihan maka
larutan yang dihasilkan akan menjadi encer sehingga menyebabkan produk
yang dihasilkan kurang baik. Setelah semalam, larutan disaring untuk
mendapatkan filtratnya yaitu ekstrak bunga. Ekstrak bunga tersebut
merupakan indikator cair. Kemudian indikator cair dituangkan dalam
stoples lain dan disimpan dalam kulkas sampai akan digunakan. Cara
penggunaan indikator cair yaitu meneteskan indikator tersebut pada
larutan yang akan diuji pHnya. Larutan akan memberikan perubahan warna
yang kemudian perubahan warna tersebut dicocokkan dengan warna pada
trayek pH indikator tersebut. Masing-masing warna pada trayek pH
memiliki pH yang berbeda setiap warnanya. Warna larutan yang sama dengan
warna pada trayek pH menunjukkan bahwa pH larutan sama dengan pH pada
trayek pH indikator tersebut.indikator alami asam basa.
Indikator alami asam dan basa lain yang mudah ditemui yaitu bunga sepatu, bunga Hidrangea, kol merah dan kunyit.
Dengan menggunakan indikator alami tersebut kita akan membuatnya dengan cara dibawah ini:1. Cara pembuatan indikator alami dari bunga sepatu
Pilihlah beberapa helai mahkota bunga berwarna merah dari bunga
sepatu.
Gerus dalam lumpang dengan sedikit air.
Saring ekstrak mahkota bunga merah tersebut.
Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Catat hasil perubahan warna yang terjadi
Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.
2. Cara pembuatan indikator alami dari bunga Hidrangea
Pilihlah beberapa helai mahkota bunga Hidrangea
Gerus dalam lumpang dengan sedikit air.
Saring ekstrak mahkota bunga Hidrangea tersebut.
Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Catat hasil perubahan warna yang terjadi Indikator asam-basa dari bunga Hidrangea akan memberikan warna biru ketika didalam larutan asam , di dalam larutan basa akan memberikan warna merah jambu dan pada larutan netral tidak berwarna.
3. Cara pembuatan indikator alami dari kol merah
Haluskan sejumlah kol merah yang masih segar
Rebus selama 10 menit
Biarkan air kol merah menjadi dingin
Saring dalam stoples besar
Teteskan ekstrak kol merah ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Catat hasil perubahan warna yang terjadi Indikator asam-basa dari kol merah akan berubah warna menjadi merah muda bila dicelupkan ke dalam larutan asam, menjadi hijau dalam larutan basa, dan tidak berwarna pada larutan netral.
4. Cara pembuatan indikator alami dari kunyit
Parut kunyit yang telah dibersihkan
Saring ekstrak kunyit dengan alkohol menggunakan kain ke dalam mangkok kecil
Teteskan ekstrak kunyit ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Catat hasil perubahan warna yang terjadi Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.
Indikator asam dan basa yang baik yaitu zat warna yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa.
No comments:
Post a Comment