div>

Saturday, June 30, 2018

A L K A N A

Alkana Adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal.

o  Rumus umum alkana yaitu : CnH2n+2 ; n = jumlah atom C

Deret Homolog Alkana
Adalah suatu golongan / kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannyamempunyai beda CH2.

Nama - nama deret homolog Alkana :
ALKANA ( Rantai Induk )
Rumus Kimia
Nama Alkana
C H4
Metana
CH6
Etana
CH8
Propana
CH10
Butana
CH12
Pentana
CH14
Heksana
CH16
Heptana
CH18
Oktana
CH20
Nonana
C10 H22
Dekana

Sifat-sifat deret homolog :
o   Mempunyai sifat kimia yang mirip
o   Mempunyai rumus umum yang sama
o   Perbedaan Mr (massa molekul relatif) antara 2 suku berturutan = 14
o   Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya

Tata Nama Alkana
Berdasarkan aturan dari IUPAC ( nama sistematis ) :
1)   Nama alkana bercabang terdiri dari 2 bagian :
o  Bagian pertama (di bagian depan) merupakan nama cabang
o  Bagian kedua (di bagian belakang) merupakan nama rantai induk
2) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Jika terdapat 2 atau lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak.
3)   Rantai induk diberi nama alkana sesuai dengan panjang rantai.
4)  Cabang diberi nama alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan mengganti akhiran –ana menjadi –il. Gugus alkil mempunyai rumus umum : CnH2n+1 dan dilambangkan dengan R
5) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.
6)   Jika terdapat 2 atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan awalandi, tri, tetra, penta dst.
7)  Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan urutan abjad dari nama cabang tersebut. Awalan normal, sekunder dan tersier diabaikan. Jadi n-butil, sek-butil dan ters-butil dianggap berawalan b-.
o  Awalan iso- tidak diabaikan. Jadi isopropil berawal dengan huruf i- .
o  Awalan normal, sekunder dan tersier harus ditulis dengan huruf cetak miring.
8) Jika penomoran ekivalen (sama) dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih sehingga cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil.
Kesimpulan :
Berdasarkan aturan-aturan tersebut di atas, penamaan alkana bercabang dapat dilakukan dengan 3 langkah sebagai berikut :
1)   Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang                terbanyak.
2)   Penomoran, dimulai dari salah 1 ujung sehingga cabang mendapat nomor          terkecil.
3) Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang sesuai urutan abjad, dan diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,) antara angka dengan huruf dipisahkan tanda jeda (-).

Sumber dan Kegunaan Alkana
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi.
Kegunaan alkana, sebagai :
·     Bahan bakar
·     Pelarut
·     Sumber hidrogen
·     Pelumas
·     Bahan baku untuk senyawa organik lain
·     Bahan baku industry

a. Sifat Fisika Alkana
1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar, seperti CCl4 atau atau sedikit polar (dietil eter atau benzena).
2) Alkana mudah larut dalam pelarut organik.
Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik leleh semakin tinggi. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah.
3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10  berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat. Alkana lebih ringan dari air. 

b. Sifat Kimia Alkana
1) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan senyawa organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa Latin: parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali").
2) Pembakaran/oksidasi alkana bersifat eksotermik (menghasilkan kalor). Pembakaran alkana berlangsung sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan gas CO2 sedang pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO. Itulah sebabnya alkana digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-rata, oksidasi 1 gram alkana menghasilkan energi sebesar 50.000 joule.
Reaksi pembakaran sempurna :
CH4(g) + 2 O2(g)  CO2(g) + 2 H2O(g) + Energi
Reaksi pembakaran tak sempurna:
2 CH4(g) + 3 O2(g)  2 CO(g) + 4 H2O(g) + Energi
3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka atom-atom H pada alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen.
CH4 + Cl2 → CH3Cl (metilklorida (klorometana)) + HCl
CH3Cl + Cl2 → CH2Cl2 (diklorometana) + HCl
CH2Cl2 + Cl2→ CHCl3 (kloroform (triklorometana)) + HCl
CHCl3 + Cl2 → CCl4 (karbon tetraklorida) + HCl
4)Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih sederhana. [1] Contoh pada 
reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam.


800 - 900 oC



CH3 - CH2 - CH3
CH3 - CH = CH2 + H2


propana

propena








800 - 900 oC



CH3 - CH2 - CH3
CH2 = CH2
+
CH4
propana

etena

metana

No comments:

Post a Comment