div>

Selasa, 12 November 2024

MINYAK BUMI

Minyak bumi adalah minyak mentah (crude oil) berwujud cairan kental berwarna hitam yang belum dapat dimanfaatkan. Kemudian agar dapat dimanfaatkan, minyak bumi harus mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan minyak bumi dilakukan dengan kilang minyak melalui dua tahap : 

      

A. Pengolahan tahap pertama (pemrosesan primer). Dilakukan dengan cara distilasi bertingkat yaitu distilasi berulang-ulang, sehingga diperoleh berbagai macam hasil berdasarkan perbedaan titik didihnya. 

1.  Fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan dikenal dengan nama elpiji atau LPG (Liquefied Petroleum Gas) . LPG digunakan untuk bahan bakar kompor gas dan mobil BBG, atau diolah lebih lanjut menjadi bahan kimia lainnya.

2.  Fraksi kedua disebut nafta (gas bumi) . Nafta tidak dapat langsung digunakan, tetapi diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi bensin (premium) atau bahan petrokimia yang lain. Nafta sering disebut juga sebagai bensin berat.

3. Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak tanah) dan avtur (bahan bakar pesawat jet) .

4.  Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.

5.  Fraksi kelima atau disebut juga residu yang berisi rantai hidrokarbon panjang dan dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa karbon lainnya, dan sisanya sebagai aspal dan lilin.

B. Pengolahan tahap kedua (pemrosesan sekunder) 

Pada pengolahan minyak bumi tahap kedua, dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil penyulingan pada tahap pertama. Proses-proses tersebut meliputi :

1. Perengkahan (cracking) : Pada proses perengkahan, dilakukan perubahan struktur kimia senyawa-senyawa hidrokarbon yang meliputi: pemecahan rantai, alkilasi (pembentukan alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan struktur), dan isomerisasi (perubahan isomer).

2.  Proses ekstraksi : Pembersihan produk dengan menggunakan pelarut sehingga diperoleh hasil lebih banyak dengan kualitas lebih baik.

3.  Proses kristalasasi : Proses pemisahan produk-produk melalui perbedaan titik cairnya. Misalnya, dari pemurnian tenaga surya melalui proses pendinginan, penekanan, dan penyaringan akan diperoleh produk sampingan lilin.

4.  Pembersihan dari kontaminasi (treating) : Pada proses pengolahan tahap pertama dan tahap kedua sering terjadi kontaminasi (pengotoran). Kotoran-kotoran ini harus dibersihkan dengan cara menambahkan soda kaustik (NaOH), tanah liat atau hidrogenasi.

Tabel hasil pengolahan minyak mentah :

TITIK DIDIH (°C)

JUMLAH ATOM C

BAHAN BAKAR & KEGUNAANYA

< 20

C1 - C4

Bahan bakar gas : LPG, bahan baku produk petrokimia

20 - 60

C5 – C6

Petroleum eter, pelarut nonpolar sebagai cairan pembersih

60 - 100

C6 – C7

Ligroin & Nafta, pelarut nonpolar sebagai cairan pembersih

40 - 200

C5 – C10

Bensin / gasoline sbg BBM

175 -325

C12 – C18

Kerosin & aftur, bahan bakar Jet

250 - 400

C12 ke atas

Solar, minyak diesel

Zat Cair

C20 ke atas

Oli, pelumas

Zat Padat

C20 ke atas

Ter, parafin, lilin, aspal

 

                     B E N S I N
Bensin terdiri dari dua komponen utama, yaitu n-heptana (C7H16) dan isoktana (C8H18= 2,2,4-trimetil pentana). Kualitas suatu bensin ditentukan oleh kandungan isooktana dalam bensin atau yang lebih sering disebut angka oktan atau RON (Research Octane Number). Semakin tinggi bilangan oktan, semakin efisien proses pembakaran (sempurna) bensin tersebut. Angka oktan menunjukkan berapa persen kandungan isooktana dalam suatu bensin. Sebagai contoh: bensin pertamax Turbo mempunyai angka oktan (RON) 98, berarti mengandung 98% isooktana dan 2% n.heptana.
JENIS-JENIS BENSIN 
Pemilihan jenis BBM yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan dapat mempengaruhi performa mesin dan usia kendaraan. 

1.  Premium (RON 88) 

Sebagai bahan bakar dengan oktan 88, Premium disarankan untuk mesin kendaraan yang tidak membutuhkan tekanan tinggi, atau dengan rasio kompresi kurang dari 9:1. Karena tingkat ketahanannya terhadap tekanan rendah, bensin ini lebih mudah terbakar sebelum waktunya, yang bisa menyebabkan knocking atau detonasi dini di mesin. 

2.  Pertalite (RON 90) 

Dengan oktan 90, Pertalite merupakan pilihan bensin di kelas menengah untuk penggunaan sehari-hari. Bensin ini cocok untuk mesin dengan rasio kompresi antara 9:1 hingga 10:1. Jika dibandingkan dengan Premium, bensin Pertalite kualitasnya lebih baik karena pembakarannya lebih bersih dan ramah lingkungan. 

3.  Pertamax (RON 92) 

Pertamax memiliki nilai oktan 92 dan diperuntukkan bagi kendaraan dengan rasio kompresi mesin yang lebih tinggi, yaitu antara 10:1 hingga 11:1. Bensin ini mendukung pembakaran yang lebih sempurna dan membantu menjaga kebersihan ruang bakar mesin. 

4.  Pertamax Turbo (RON 98) 

Pertamax Turbo dirancang untuk kendaraan dengan performa tinggi, terutama mobil sport atau kendaraan dengan spesifikasi mesin turbo. Nilai oktan yang mencapai RON 98 menjadikan bahan bakar ini sangat tahan terhadap tekanan tinggi dalam ruang bakar, sehingga mencegah terjadinya knocking. 

5.  Pertamax Racing (RON 100) 

Sebagaimana namanya, Pertamax Racing dikhususkan untuk keperluan balap atau kendaraan dengan spesifikasi ekstrem. Dengan angka oktan mencapai RON 100, bahan bakar ini mampu mengimbangi kebutuhan mesin berkompresi sangat tinggi dan mempertahankan kinerja maksimal di putaran tinggi. 

TIPS MEMILIH BENSIN YANG TEPAT 
Memilih bensin tidak bisa sembarangan. Berikut adalah tips untuk memilih jenis bensin yang tepat untuk kendaraan :

1. Kenali Rasio Kompresi Mesin Kendaraan  

Produsen kendaraan biasanya mencantumkan rekomendasi bahan bakar di buku manual. Semakin tinggi rasio kompresinya, semakin tinggi pula kadar oktan bensin yang dibutuhkan oleh mesin. Menggunakan bensin dengan oktan di bawah rekomendasi bisa menyebabkan knocking yang merusak mesin dalam jangka panjang. 

2. Perhatikan Usia dan Teknologi Kendaraan 

Pada kendaraan lama, kebutuhan akan bensin beroktan tinggi tidak terlalu penting. Namun, mobil keluaran terbaru biasanya memerlukan oktan lebih tinggi agar mesin dapat bekerja secara efisien dan maksimal. 

3. Prioritaskan Efisiensi dan Lingkungan 

Bensin dengan angka oktan tinggi memang membutuhkan biaya lebih, tetapi efisiensinya dalam pembakaran dapat menghemat penggunaan bahan bakar dan membantu mengurangi polusi udara.

4. Hindari Campur-campur Jenis Bensin 

    Mencampur jenis bensin berbeda bisa membuat mesin tidak bekerja secara optimal. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar