div>

Monday, February 25, 2019

PRAKTIKUM TITRASI LARUTAN ASAM - BASA

I.  TUJUAN : Menentukan kadar asam asetat (CH3COOH) dalam cuka dapur

II.  DASAR TEORI :
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa) Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrat” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titran” (larutan standard) dan biasanya diletakkan  dalam Buret. Baik titrat maupun titran biasanya berupa larutan. Pada saat titik ekuivalen, mol ekuivalent asam akan sama dengan mol ekuivalent basa. 
mol ekuivalen asam = mol ekuivalen basa
mol  H+ = mol  OH - 
Va x Ma x a = Vb x Mb x b
keterangan :
Ma = Molaritas asam
Mb = Molaritas basa
Va = Volume asam
Vb = Volume basa
a   = Valensi asam (
jumlah H+)
b   = Valensi basa (jumlah OH-)

III. ALAT DAN BAHAN :
ALAT :
1.   Gelas ukur 10 ml
2.   Labu ukur 100 ml
3.    Pipet tetes
4.   Labu Erlenmeyer
5.   Buret
6.   Statif & klem
7.   Corong
BAHAN :
1.      Cuka dapur di pasaran
2.      Larutan NaOH 0,1 M
3.      Indikator PP

IV. CARA KERJA : 
1.  Catat merk asam cuka dan kadar(%) cuka pada label botol.
2.  Ambil 5 ml cuka dengan gelas ukur dan tuangkan ke dalam gelas kimia.
3.   Encerkan cuka tersebut 20X dengan menambahkan air hingga volumenya mencapai 100 ml, aduk larutan cuka hingga merata.
4.  Ambil 20 ml cuka yang telah diencerkan tersebut dan tuangkan ke dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 3 tetes indikator PP.
5. Isi buret dengan larutan standart NaOH 0,1 M hingga titik 0 (bagian atas)
6. Buka kran buret pelan-pelan teteskan NaOH 0,1 M hingga larutan tepat mulai berwarna merah muda. Goyang Erlenmeyer hingga warna merah muda permanen.
7. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 3X , hitung volume rata-rata NaOH dan lakukan perhitungan !

V. HASIL PENGAMATAN :

VI. PERTANYAAN :

1. Mengapa dalam titrasi ini menggunakan indicator PP ?

2. Tentukan konsentrasi asam cuka (CH3COOH ) diencerkan !

cuka x cuka(diencerkan) x jml H+ = V(rata-rata) NaOH  x M NaOH x jml OH-

M cuka (diencerkan) = …….

3. Tentukan konsentrasi asam cuka (CH3COOH ) sebelum diencerkan !

(Ingat ! asam cuka diencerkan 20X)

     M cuka (sebelum diencerkan) =  M cuka (diencerkan)  x 20

     M cuka (sebelum diencerkan) = ..........

4.  Tentukan kadar (%) asam cuka merk ….....

Diketahui : M cuka murni = 17,4 M

         % Cuka = ...........

5. Tulislah persamaan reaksi yang terjadi pada titrasi tersebut ?


VII. KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan dari hasil perobaan tersebut !

VIII. Buatlah Kurve titrasi CH3COOH dengan NaOH tersebut :

No

Volume

Cuka ..... M

Volume

NaOH 0,1 M

pH

1

20 ml

0 ml

….

2

20 ml

10 ml

….

3

20 ml

15 ml

….

4

20 ml

20 ml

….

5

20 ml

25 ml

….

6

20 ml

30 ml

….

7

20 ml

35 ml

….

8

20 ml

40 ml

….

9

20 ml

45 ml

….

10

20 ml

50 ml

.…

    

No comments:

Post a Comment