div>

Jumat, 13 September 2019

SOAL - SOAL KALORIMETER SEDERHANA

1Pembakaran sempurna 3 gram etana membentuk gas karbon dioksida dan air  pada keadaan standar menghasilkan 64,25 kJ. Tentukan entalpi pembakaran standar etana !

 

2. Gas asetilena C2H2 (MR =28)  memiliki entalpi pembakaran - 420 kkal/mol dapat dibuat melalui reaksi sbb:

CaC2(s) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)

Jika dalam proses digunakan 140 gram CaC2 dan diasumsikan yang dapat bereaksi hanya 60%. Hitunglah kalor yang dihasilkan pada pembakaran gas asetilena tersebut ?


3. Sebanyak 50 mL larutan HCl 1 M bersuhu 27 °C dicampur dengan 50 mL larutan NaOH 1 M bersuhu 27 °C dalam suatu kalorimeter gelas styreofoam. Suhu campuran naik sampai 33,5 °C. Jika kalor jenis larutan = kalor jenis air = 4,2 J / g.K dan massa jenis larutan adalah 1 g/ml Tentukan perubahan entalpinya !


4. Larutan 100 ml  KOH 0,5 M direaksikan dengan 100 ml larutan HCl 1 M dalam sebuah bejana. Tercatat suhu naik dari 29 °C menjadi 37,50 °C. Jika kalor jenis larutan = 4,2 J/g°K, massa jenis larutan adalah 1 g/ml, Tentukan ∆H reaksi netralisasi tersebut dan tuliskan persamaan Thermokimianya !


5.  Sebanyak 5 gram kristal KOH dilarutkan dalam 145 gram air. Setelah kristal KOH larut, ternyata suhu kalorimeter naik dari 25,5 °C menjadi 37,5 °C (Ar K = 39, O = 16, dan H = 1). Kalor jenis larutan = 4,2 J/g°C. Jika kapasitas panas wadah diabaikan, tentukan perubahan entalpi pelarutan KOH dalam air !


6.  Ke dalam suatu kalorimeter direaksikan 50 ml larutan CuSO4 0,1 M dengan serbuk seng (massa seng diabaikan). Ternyata, termometer menunjukkan kenaikan suhu 9 oC. Jika kalor jenis larutan dianggap 4,2 J/g K dan massa jenis larutan 1 g/ml, tentukan ∆H dari reaksi: CuSO4 + Zn → Cu + ZnSO4 ?


7.  Ke dalam 50 mL larutan Ca(OH)2 0,1 M ditambahkan 50 ml larutan HCl 0,2 M. Berdasarkan pengamatan suhu larutan naik sebesar 12 °C. Dengan menganggap bahwa kalor jenis larutan sama dengan kalor jenis air, yaitu 4,2 j/g K dan massa jenis larutan 1 kg/L = 1 gr/ mL (kapasitas kalor wadah reaksi diabaikan), tentukanlah ∆H reaksi  netralisasi tersebut dan tuliskan persamaan Thermokimianya ! 


8. Dalam suatu percobaan penentukan ∆H reaksi dengan menggunakan kalorimeter sederhana, sejumlah 0,02 mol logam nikel (Ar = 59) dimasukkan ke dalam 20 ml larutan CuSO1 M (massa jenis = 1gr/ml) Termometer menunjukkan kenaikan suhu sistem (larutan) sebesar 9 °C. Jika kapasitas kalor larutan sebesar 4,2 kJ/ °C, Tentukan perubahan entalpi dan tuliskan persamaan thermokimianya ?


9. Larutan KOH 0,2 M dan larutan HCl 0,2 yang volume masing-masing 50 mL (suhu awal rata-rata = 15  °C) direaksikan dalam kalorimeter. Suhu di dalam kalorimeter naik menjadi 31 °C. Jika volume masing-masing larutan yang direaksikan sebanyak 100 mL. Hitung kenaikan suhu yang terjadi ?


10. Sebanyak 30 gram urea (Mr Urea = 60) dimasukan ke dalam kalorimeter yang berisi 500 ml air. Hasil pengamatan termometer menunjukan terjadi perubahan suhu dimana suhu awal air adalah 28 °C kemudian mengalami penurunan menjadi 21 °C. Bila massa larutan dianggap hanya masa air dan kalor jenis larutan = 4,2 J gr-1 °C-1. Hitunglah Besarnya perubahan entalpi pelarutan urea ? 

Rabu, 14 Agustus 2019

Kamis, 08 Agustus 2019

Pendidikan Gizi Bagi Remaja untuk Calon Ibu Sehat

Sebagai calon ibu saat dewasa kelak, remaja putri sebaiknya memiliki kualitas kesehatan yang baik. Ibu hamil yang kurang gizi dan menderita anemia akan memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), selain itu juga meningkatkan risiko kematian ibu. Sejak remaja, calon ibu perlu diberikan pengetahuan gizi, agar kelak tidak melahirkan bayi dengan risiko menjadi anak stunting (pendek). Anak yang lahir dari ibu yang saat kanak-kanak dan remaja mengalami stunting, berpotensi menjadi anak stunting juga. Kondisi ini terjadi karena anak yang pendek ini akan berkembang menjadi remaja yang pendek. Ia memiliki kemampuan fisik dan masa otot yang kurang, serta berpotensi mempunyai performa akademik yang tidak memadai.
Jika keadaan ini berlanjut dan remaja tersebut kurang mendapatkan perawatan kesehatan dan asupan gizi yang memadai, maka saat remaja putri menjadi ibu atau mengalami kehamilan akan meningkatkan risiko untuk mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan, dan seterusnya. Kondisi tersebut akan berulang seperti lingkaran yang tak berujung. Kondisi ini merupakan kondisi yang berkaitan satu sama lain yang dikenal dengan istilah “gizi daur hidup”.
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebut, sekitar 37 persen atau kurang lebih 9 juta anak balita di Indonesia mengalami masalah stunting. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan karena akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan ketimpangan lainnya.
Anak dengan kondisi stunting sebenarnya tidak dapat diperbaiki secara signifikan, meski dilakukan upaya-upaya perbaikan gizi. Itulah sebabnya, pencegahan terhadap lahirnya bayi yang berpotensi menjadi anak stunting diperlukan, melalui pemberian edukasi dan pembiasaan gaya hidup sehat kepada peserta didik di sekolah menengah (SMP dan SMA/ sederajat).
Pendidikan ini dapat disampaikan melalui metode-metode pembelajaran yang relevan bagi anak seusia mereka, baik melalui pendidikan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, agar tercapai kesinambungan proses pembelajaran sehingga status gizi ideal dapat tercapai. Jika perbaikan status gizi baru dilakukan di saat dewasa, maka hal ini sudah sangat terlambat. Status gizi ideal sangatlah diperlukan utamanya bagi remaja putri yang saat dewasa kelak akan menjalani peran sebagai ibu. Untuk remaja lakilaki, pentingnya menjaga status gizi ideal juga berdampak pada status kesehatan di masa dewasa kelak.
Masalah Kesehatan Remaja
Permasalahan seputar gizi dan kesehatan pada remaja tidak dapat dianggap remeh, karena dampaknya berpengaruh hingga jangka panjang. Pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal karena nutrisi dan pertumbuhan merupakan hubungan integral. Khusus pada remaja putri, perhatian harus lebih ditekankan terhadap persiapan mereka sebelum menikah.
Persiapan ini penting karena remaja putri kelak akan menjadi calon ibu yang melahirkan bayi. Kesehatan bayi selama dalam kandungan sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu sejak remaja. Jika ingin melahirkan bayi sehat dan kelak menjadi generasi penerus bangsa yang membanggakan, sejak remaja calon ibu harus membiasakan mengonsumsi makanan bergizi untuk mencegah anemia, masalah gizi yang paling sering dijumpai pada remaja.
Masalah lainnya yang kerap dijumpai kaum remaja adalah obesitas. Untuk itu perlu bagi remaja untuk aktif melakukan aktivitas fisik yang berguna untuk membakar kelebihan kalori. Membatasi diri mengonsumsi pangan manis, asin, berlemak, juga sangat berperan mencegah obesitas. Dengan menjaga kesehatan sejak remaja, kelak saat menjadi ibu akan melahirkan bayi sehat dan berkualitas. Gambaran bangsa di masa depan dapat terlihat dari kondisi remajanya saat ini. (*)

Sumber : 
Media Komunikasi dan Inspirasi Jendela Pendidikan dan Kebudayaan Edisi XVI/Oktober 2017